Taman Bintang Bukit Tinggi, yang juga dikenal sebagai Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan, memiliki sejarah yang kaya dan menarik. Berikut adalah beberapa poin penting mengenai sejarahnya:
Awal Mula sebagai Taman Bunga:
Cikal bakal taman ini dimulai pada sekitar tahun 1900, pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Awalnya, tempat ini dirancang sebagai taman bunga yang indah dengan nama Stormpark.
Ide ini berasal dari Gravenzande, seorang Controleur Belanda yang bertugas di Fort de Kock (Bukittinggi).
Perubahan Menjadi Kebun Binatang:
Pada tanggal 3 Juli 1929, taman ini resmi diubah menjadi kebun binatang dengan nama Fort de Kocksche Dieren Park atau Kebun Binatang Bukittinggi.
Perubahan ini diprakarsai oleh Dr. J Hock.
Pada tahun 1933, terjadi pertukaran koleksi antara Kebun Binatang Bukittinggi dengan Kebun Binatang Surabaya (Soerabaiasche Planten-en Dierentuin).
Peran dalam Konservasi dan Edukasi:
Sebagai salah satu kebun binatang tertua di Indonesia, Taman Bintang Bukit Tinggi memiliki peran penting dalam konservasi satwa dan edukasi masyarakat.
Mereka menyelenggarakan berbagai program edukasi, seperti tur edukasi dan program adopsi satwa, untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pelestarian satwa liar.
Lokasi Bersejarah:
Lokasi kebun binatang berada di atas Bukit Cubadak Bungkuak, Bukittinggi, Sumatra Barat.
Keberadaannya terkait erat dengan sejarah Fort de Kock, benteng peninggalan Belanda yang juga menjadi ikon kota Bukittinggi.
Secara keseluruhan, Taman Bintang Bukit Tinggi bukan hanya tempat rekreasi, tetapi juga situs bersejarah yang memiliki nilai penting dalam konservasi dan edukasi lingkungan.